Upacara Ngaben Masyarakat Hindu sampai saat ini masih dilakukan khususnya oleh orang Hindu di Bali. Tentu Anda sudah tidak asing dengan upacara sakral yang diadakan di Bali. Ya, Ngaben merupakan upacara yang bertujuan untuk mensucikan roh orang yang telah meninggal.
Mengenal Upacara Ngaben Masyarakat Hindu
Bali tidak hanya terkenal akan wisata alamnya yang sayang untuk dilewatkan. Beragam Upacara Adat Bali serta tradisinya yang unik juga tak luput menjadi daya tarik tersendiri. Seperti salah satunya yaitu rangkaian upacara Ngaben.
Upacara kematian yang penuh makna filosofis ini tidak hanya terkenal pada masyarakat sekitar tapi juga hingga luar Bali. Bahkan turis mancanegara juga mengetahui tentang Ngaben.
Bagi keluarga yang mampu dapat melaksanakan prosesi upacara kematian ini secepat mungkin. Berbeda halnya bagi keluarga yang kurang mampu. Mereka akan menunda prosesi upacara sampai mereka mampu atau sering juga mengadakannya secara masal. Ngaben Massal bisanya menjadi pilihan karena dapat membantu menghemat biaya mengingat biaya yang akan mereka butuhkan untuk upacara ini tidaklah sedikit.
Selain permasalahan biaya ada lagi hal yang harus diperhatikan. Rangkaian upacara baru dapat mereka lakukan setelah menentukan hari yang baik. Penentuan waktu juga tidak bisa asal menetapkan begitu saja. Perlu waktu hingga berhari-hari dalam menentukan tanggal dan hari baik.
Baca juga
- Menjelajahi Pasar Tradisional Ubud
- Rekomendasi Hotel Nusa Penida
- 20 Spot Liburan Gratis Bali
- Bumi Perkemahan Dukuh Blahkiuh
- Tanjung Bakung Nusa Penida
Ragam Jenis Ngaben
Selain menentukan hari, tata cara Ngaben juga terdiri dari beberapa jenis. Tentunya beragam jenis ini sesuai dengan kemampuan dari pihak keluarga yang akan melaksanakan Upacara Ngaben. Jenis upacaranya pun harus berdasarkan dengan kasta.
Jenis yang pertama adalah Sawa Wedana. Biasanya upacara Sewa Wedana diselenggarakan bagi jenazah yang belum dikubur. Waktu pelaksanaannya sekitar 3 hingga 7 hari setelah meninggal.
Ada juga yang melaksanakannya sampai waktu sebulan karena menunggu hari baik menurut kepercayaan mereka. Untuk menjaga jenazah tidak cepat mengalami pembusukan biasanya keluarga menggunakan ramuan atau formalin.
Jenis upacara Ngaben selanjutnya adalah Asti Wedana. Upacara Asti Wedana ini biasanya setelah jenazah dikubur. Nantinya kubur akan mereka gali kembali untuk mengambil tulang-belulang yang tersisa melalui ritual ngagah. Namun ada juga yang hanya mengambil sekepal tanah kuburnya.
Selanjutnya Ngaben Swasta yang berarti hilang atau lenyap. Upacara Ngaben Swasta ini tanpa melibatkan jenazah. Hal ini terjadi karena kondisi yang tidak memungkinkan seperti hilang, kecelakaan atau meninggal di tempat yang jauh.
Untuk menggantikan jenazah masyarakat menggunakan kayu cendana. Kayu ini akan dilukis dengan aksara magis. Lukisan tersebut merepresentasikan orang yang telah meninggal.
Rangkaian Upacara
Setelah penentuan tanggal dan hari baik, keluarga dari pihak yang meninggal harus menyiapkan kelengkapan yang untuk kebutuhan upacara. Persiapan tersebut tentunya mulai jauh-jauh hari dari waktu yang sudah mereka tetapkan.
Keluarga perlu menyiapkan bade dan lembu yang terbuat dari bambu, kayum, kertas warna-warni yang sesuai golongan sosial orang yang meninggal.
Tak lupa untuk menyiapkan sajen serta kelengkapan lain yang menjadi simbol ritual umat Hindu Bali. Sebelum proses upacara Ngaben Masyarakat Hindu di Bali, ada serangkaian proses yang harus terlaksana terlebih dahulu.
Misalnya ngulapin, nyiramin, ngajum kajang, ngaskara, mameras, papegatan, pakiriman ngutang, ngeseng, nganyud dan makelud.
Pada proses ngeseng, jenazah sudah dibaringkan di tempat yang telah disiapkan disertai banten dan sesaji. Selanjutnya pendeta akan memercikan Tirta Pangentas dengan iringan Puja Mantra. Setelah itu baru dapat melakukan proses pembakaran jenazah.
Baca juga :
Dengan melaksanakan upacara Ngaben berarti keluarga telah ikhlas melepas kepergian keluarga yang lebih dulu meninggalkan dunia. Semoga bermanfaat.