Walau belum sepopuler wisata alam lain di Nusa Tenggara Timur, situs sejarah Pulau Adonara menyimpan potensi menjanjikan untuk menarik wisatawan.
Pulau Adnonara yang masuk di wilayah Kabupaten Flores Timur berdiri di atas lahan yang dulunya merupakan bekas Kerajaan Adonara.
Puing-Puing Sejarah Kerajaan Adonara
Kerajaan Adonara berdiri sekitar tahun 1600 Masehi dan berlokasi di pesisir utara Pedesaan Sagu. Wisatawan yang menyambangi situs bersejarah ini pun akan diajak mendaki perbukitan yang menjadi titik awal kerajaan tersebut.
Sesampainya di sana, Anda bakal disambut tumpukan bebatuan setinggi satu meter yang dulunya berfungsi sebagai perlindungan terdepan.
Kemudian, Anda juga bakal mendapati dua rumah sederhana beratap seng sebelum menyambangi benteng Portugis saat mengikuti wisata sejarah Adonara.
Di masa kejayaannya, benteng tersebut mengitari pedesaan yang kebetulan berhadapan dengan laut. Para wisatawan pun berkesempatan mengagumi pemandangan Flores dari ketinggian saat mampir ke sana.
Tak sampai di situ, benteng dengan ketinggian lima meter ini merupakan ‘rumah’ dari dua meriam kuno yang moncongnya mengarah langsung ke arah kampung.
Sayangnya, masyarakat sekitar kurang memperhatikan meram-meriam tadi, sehingga kondisinya begitu rapuh. Bahkan mereka sempat membongkar benteng untuk membuka jalur baru yang memudahkan akses ke pedesaan.
Kendati demikian, Anda masih bisa mengelilingi kawasan wisata sejarah Adonara. Setelah puas melihat-lihat benteng dan puing kerajaan, sempatkan diri buat mendatangi masjid persembahan Raja Arakian Kamba. Di sini, wisatawan dapat beristirahat, salat, atau nyekar ke pemakaman yang terletak dekat dengan rumah ibadah.
Cek juga nanti yah guys :
Merasakan kehangatan di Pulau Adonara
Puing-puing kerajaan bukan satu-satunya alasan yang membuat situs sejarah Pulau Adonara begitu potensial. Ketika terjun ke pedesaan, warga lokal bakal menyambut wisatawan dengan kehangatan di tengah perbedaan agama.
Anda dapat menyaksikan kekuatan gotong royong dalam kegiatan sehari-hari seperti berladang, mengolah jagung titi, hingga menyelenggarakan acara adat yang berkaitan dengan wisata sejarah Adonara.
Kentalnya budaya di Pulau Adonara sepatutnya Anda manfaatkan sebaik mungkin untuk mempelajari aspek kehidupan mereka. Misalnya dengan menyantap jagung titi, makanan pokok penduduk lokal.
Mereka akan mengolah sumber karbohidrat tersebut dengan menggorengnya sampai kering di atas api untuk kemudian ditumbuk sampai pipih. Kombinasi di antara tekstur renyah dan rasa gurih membuat banyak wisatawan ketagihan mencobanya.
Selanjutnya, terdapat tenun khas Adonara yang kerap mengundang perhatian wisatawan. Warga menonjolkan keindahan motif tenun melalui permainan pola garis dan warna alih-alih gambar.
Maka dari itu tenun khas Adonara berbeda dari tenun Aceh maupun Jepara. Kalau Anda punya cukup uang, tak ada salahnya buat membeli produk tradisional tersebut setelah melalukan perjalanan wisata sejarah Adonara.
Lepaskan penat di pesisir Pantai Watotena
Pulau Adonara menawarkan sejumlah pantai cantik yang bakal melepaskan Anda dari kepenatan. Sebut saja Pantai Watotena yang memiliki pasir putih bersih beserta bentangan air laut jernih dengan gradasi hijau kebiruan.
Selain itu, ada pula Pantai Pasir Meko di Desa Meko yang mempunyai pantai sempit nan memanjang yang bakal mengantarkan Anda ke tengah laut. Uniknya lagi, Anda dapat melihat tiga gunung berapi aktif yang mengapit Pantai Pasir Meko.
Antara lain Api Ile Boleng, Api Ile Ape, serta Batubara. Kalau beruntung, Anda dapat menyaksikan lava yang meluncur ke laut setiap 20 menit sekali.
Baca juga :
Kaya akan keelokan alam dan budaya, apa Anda siap memulai petualangan wisata sejarah Adonara?