Home ยป Jawa Tengah ยป Keraton Tanah Jawa | 10 Kesultanan Berpengaruh di Tanah Jawa

Keraton Tanah Jawa | 10 Kesultanan Berpengaruh di Tanah Jawa

keraton tanah jawa

Keraton Tanah Jawa mempunyai histori budaya dan sejarah, mulai dari Yogyakarta, Surakarta, sampai Cirebon, simak daftarnya dibawah ini!

Estimated reading time: 11 minutes


Keraton Tanah Jawa – Menelusuri sejarah Indonesia melalui bangunan keraton terpopuler di Indonesia.

Indonesia adalah Negara dengan sejarah panjang dan budaya yang beragam. Indonesia adalah kumpulan kerajaan atau istana jauh sebelum kemerdekaan.

Beberapa bangunan Keraton Tanah Jawa tetap kokoh dan megah hingga saat ini, memberikan penghormatan terhadap sejarah dan budaya Negara. Berbagai bangunan Keraton Tanah Jawa kini menjadi tujuan wisata sejarah dan budaya yang populer.

Jika Anda ingin lebih dekat dengan peninggalan sejarah dan budaya kerajaan atau keraton Indonesia, berikut beberapa pilihan destinasi keraton yang bisa dikunjungi!

Keraton Tanah Jawa

1. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sering dikenal sebagai “Keraton Yogyakarta” merupakan salah satu bangunan istana paling terkenal di Indonesia. Bangunan keraton di Yogyakarta, Indonesia ini adalah istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan terletak di pusat kota.

keraton ngayogyakarta hadiningrat
Source: Wikipedia

Wilayah istana di Yogyakarta, Indonesia ini memiliki lahan seluas 144 hektar, termasuk seluruh kawasan di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladag, dan kompleks Masjid Gedhe.

Sedangkan bangunan utama keraton yang disebut juga “kedhaton” memiliki luas hingga 13 hektar. Sri Sultan Hamengkubuwana I mendirikan bangunan istana ini di Indonesia pada tahun 1755, menyusul pemisahan Kerajaan Mataram Islam yang ditandai dengan Perjanjian Giyanti.

Meski masih digunakan sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga kerajaan, sebagian kompleks keraton berfungsi sebagai museum yang menyimpan berbagai harta karun kesultanan seperti kenang-kenangan dari raja-raja Eropa, replika barang antik keraton, bahkan gamelan.

Dari segi arsitektural, Kesultanan berpengaruh ini dipercaya sebagai contoh arsitektur keraton Jawa terbaik dan masih sangat terawat hingga saat ini.

Lokasi: Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Keraton Surakarta Hadiningrat

Istana resmi Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang terletak di Surakarta adalah bangunan keraton berikutnya di Indonesia.

Didirikan sekitar tahun 1743-1744 oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II, arsitektur bangunan Keraton Tanah Jawa ini mirip dengan bangunan keraton lain di Indonesia.

Tidak heran mengingat Pangeran Mangkubumi yang kemudian bertahta sebagai Sultan Kesultanan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwana I membangun istana tersebut.

Di Indonesia, bangunan kerajaan mayoritas berwarna putih dan biru, dengan arsitektur campuran Jawa-Eropa. Hingga kini, Keraton Tanah Jawa ini menjadi pusat penting kebudayaan Jawa.

Lokasi: Jl. Kamandungan, Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144

3. Keraton Kasepuhan

Kesultanan berpengaruh selanjutnya adalah Keraton Kasepuhan, pada zaman dahulu dikenal dengan nama Istana Pakungwati, merupakan sebuah bangunan Keraton Tanah Jawa yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon.

keraton kasepuhan
Source: Unsplash

Bangunan istana di Indonesia yang terletak di kecamatan Kesepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon ini diperkirakan dibangun pada tahun 1430. Bangunan kerajaan di Indonesia ini masih sangat terawat dari segi arsitekturnya.

Keraton satu ini adalah museum yang menyimpan berbagai macam pusaka dan karya seni zaman Kesultanan Cirebon yang cukup lengkap, salah satunya adalah Kereta Singa Barong yang merupakan kereta emas Sunan Gunung Jati.

Keraton Tanah Jawa ini merupakan salah satu destinasi wisata sejarah terpopuler di Cirebon. Meski sudah tidak beroperasi lagi, kereta ini tetap dijaga kelestariannya dan dirawat dengan baik, serta hanya dikeluarkan untuk dimandikan setiap tanggal 1 Syawal saja.

Lokasi: Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114

4. Keraton Kanoman

Masih di Cirebon, Keraton Kanoman bersama Keraton Kasepuhan adalah salah satu dari dua bangunan Kesultanan Cirebon. Pada tahun 1678, Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya yang bergelar Sultan Anom I mendirikan bangunan keraton ini di Indonesia.

Berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 6 hektar, bangunan Keraton Tanah Jawa ini memiliki khazanah sejarah yang erat kaitannya dengan dakwah Islam oleh Sunan Gunung Jati atau dikenal dengan Syarif Hidayatullah, salah satu tokoh sejarah “Wali Songo”.

Diantaranya dua kereta api bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih dalam kondisi baik dan disimpan di museum kompleks Keraton Tanah Jawa.

Lokasi: Jl. Kanoman No.40, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111

5. Pura Mangkunegaran

Bangunan Keraton Tanah Jawa selanjutnya adalah Pura Mangkunegaran yang terletak di Desa Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Merupakan istana resmi Kadipaten Mangkunegaran sekaligus rumah Adipati Mangkunegara.

Mangkunegara I mendirikan bangunan keraton ini di Indonesia pada tahun 1757, dengan arsitektur mengikuti gaya bangunan keraton di wilayah Jawa Tengah dengan sedikit sentuhan gaya arsitektur Eropa.

Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan “gable”, yaitu struktur atap yang terdiri dari dua bidang atap yang menghadap berlawanan arah, dan “dormer”, yaitu jendela atau ventilasi yang dipasang pada atap seluruh bangunan Pura Mangkunegaran.

Selain itu, terdapat ornamen arsitektur Eropa seperti relief bidadari, kaca patri, lampu gantung, dan dekorasi lainnya. Bangunan istana di Indonesia ini memiliki sejarah penting, karena dibangun setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali berdirinya Kadipaten Mangkunegaran.

Lokasi: Jl. Ronggowarsito, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57131

6. Keraton Sumenep

Kesultanan berpengaruh selanjutnya adalah Keraton Sumenep, merupakan bangunan keraton yang berfungsi sebagai rumah resmi para adipati atau raja, serta tempat para adipati membawahi pemerintahan Kerajaan Sumenep.

Meski tak sebesar bangunan kerajaan terdahulu di Indonesia, namun arsitektur keraton Sumenep tak kalah unik dan kuno. Keraton Tanah Jawa ini dibangun pada tahun 1781 di atas tanah pribadi milik Panembahan Somala, Raja Sumenep XXXI, dan dirancang oleh arsitek “Lauw Piango”, seorang warga lokal keturunan Tionghoa.

Lokasi: Jl. Dr. Sutomo No.6, Lingkungan Delama, Pajagalan, Kec. Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur 69416

7. Keraton Kaibon

Istana Kaibon berjarak sekitar satu mil dari Masjid Agung Banten. Nama Kaibon yang berarti “ibu” ternyata diciptakan untuk ibunya, Ratu Aisyah, oleh Sultan Syafiudin, Sultan Banten ke-21.

Didirikan pada awal abad kesembilan belas di sebidang tanah seluas 15.000 meter persegi. Setelah Sultan Syarifudin menentang pemerintah Daendel untuk melanjutkan pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan, wilayah tersebut dipartisi sesuai perintah Gubernur Jenderal Belanda Daendels pada tahun 1813.

Satu-satunya bagian tersisa yang menyampaikan kebenaran mengenai Kesultanan Banten adalah Tembok kuno, pondasi, pintu masuk, dan gerbang utama.

Lokasi: Kasunyatan, 42191 Kesemen, Serang, Indonesia, Kasunyatan, Kasemen, Serang City, Banten 42191

8. Keraton Kacirebonan

Keraton Kacirebonan adalah satu lagi bangunan Keraton Tanah Jawa yang bisa Anda kunjungi ketika berkunjung ke Cirebon. Letaknya sekitar 1 km barat daya Keraton Kasepuhan dan sekitar 500 meter di selatan Keraton Kanoman.

Berbeda dengan dua pembangunan Keraton Tanah Jawa sebelumnya, arsitektur Keraton Kacirebonan yang diresmikan pada tahun 1808 ini banyak dipengaruhi oleh budaya Tiongkok dan Eropa.

Bangunan Keraton Tanah Jawa ini, bersama dengan Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Kacirebonan, merupakan objek utama serta aset budaya yang dilindungi sebagai tempat tinggal sultan Kacirebonan.

Bangunan istana di Indonesia yang satu ini tidak hanya mempunyai arsitektur yang bernilai, namun juga mempunyai peninggalan sejarah seperti Keris, Wayang, perlengkapan perang, gamelan, dan lain-lain.

Lokasi: Jl. Pulasaren, RT.4/RW.2, Pulasaren, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45116

9. Kadipaten Pakualaman

Pada tahun 1813 hingga 1950, Istana Pakualaman berfungsi sebagai kediaman resmi para Pangeran Paku Alaman. Jika dibandingkan dengan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, istana ini tergolong sederhana.

Ketika Sultan Hamengku Buwono II bertemu dengan Letnan Gubernur Jenderal Raffles dan Crawfurd di pendopo keraton yang masih utuh pasca penyerangan Inggris, maka dimulailah pendirian keraton ini.

Dalam konferensi tersebut, Raffles menyatakan pencaplokan Kedu dan sepertiga provinsi timur Yogyakarta (mancanegara) sebagai pembayaran atas biaya operasi militer Inggris baru-baru ini, termasuk barang-barang berharga istana yang dijarah oleh tentara.

Selain itu, Raffles mengumumkan pelantikan Notokusumo sebagai Pangeran Merdeka atau Paku Alam I. Namun karena sulitnya memetakan batas-batas tanah yang akan diberikan kepada tanah Sultan, tidak dibarengi dengan penguasaan tanah Paku Alam pada tahun kasus ini.

Alasan lainnya adalah mayoritas lokasi Paku Alam sebelumnya berada di wilayah Kedu yang dikuasai Inggris. Penunjukan Notokusumo sebagai Paku Alam merupakan penghargaan atas ketidakberpihakan Inggris dalam invasi istana dan juga merupakan tanda persahabatan antara Raffles dan Notokusumo.

Lokasi: Jl. Sultan Agung Kel. Purwokinanti Kec. Pakualaman Kab. Kota Yogyakarta

Yuk baca destinasi lainnya:

10. Sumedang Larang

Kerajaan Sumedang Larang adalah sebuah kerajaan Islam di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Prabu Tajimalela, keturunan Raja Wretikandayun dari Kerajaan Galuh, membentuk kerajaan ini di bekas Kerajaan Tembong Agung pada tahun 721 Masehi. Kerajaan ini dikenal dengan nama Kerajaan Himbar Buana hingga berganti nama menjadi Sumedang Larang.

Lokasi: Kotakulon, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311

Selain karena nilai sejarah yang dimilikinya, serta cerminan budaya asli Indonesia yang masih dilestarikan dalam bentuk arsitektur bangunannya, berbagai bangunan Keraton Tanah Jawa yang disebutkan di atas tentu tidak kalah menarik dengan berbagai istana lain di dunia, bukan? Jangan lupa masukkan bucket list kalau Anda suka liburan bersejarah!

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.