Wae Rebo merupakan desa wisata yang berada di Nusa Tenggara Timur.
Keindahan desa wisata ini menjadi magnet yang menarik perhatian para wisatawan. Desa ini sering pula disebut Surga Di Atas Awan.
For your information, Desa Wisata Wae Rebo menjadi salah satu dari tiga desa di Indonesia yang masuk dalam ajang “Best Tourism Village”.
Penghargaan kepada desa terbaik ini diadakan oleh UNWTO (United Nations Tourism Organization). UNWTO merupakan badan PBB yang menangani bidang pariwisata.
Lokasi Desa Wisata Wae Rebo
Desa Wae Rebo terletak di Satar Lenda, Kecamatan Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Lokasinya berada di pegunungan terpencil pada ketinggian 1.000 mdpl.
Karena berada di ketinggian, pengunjung perlu melakukan sedikit perjuangan karena medannya cukup sulit. Meski perjalanannya melelahkan, semua rasa lelah itu akan hilang setelah tiba di lokasi obyek wisata.
Untuk ke lokasi sobat travela bisa sewa mobil dari labuan bajo bersama kami
Daya Tarik Wae Rebo NTT
1. Pemandangan Alam yang Indah
Daya tarik utama yang dimiliki oleh Desa Wae Rebo adalah pesona pemandangan alamnya. Desa ini memiliki hamparan rumput hijau.
Pemandangan sekitar berupa pegunungan yang tertutup kabut begitu indah. Kamu akan takjub saat melihatnya.
2. Mata Air Murni Sosor
Selain pemandangan alamnya yang indah, Desa Wae Rebo punya sumber mata air murni. Mata air ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.
Seperti untuk mandi, mencuci, dan air minum. Sumber mata air ini bernama Sosor.
Kami menawarkan kapal mata komodo bagi sobat yang ingin mengeksplor taman nasional komodo dengan bermalam diatas kapal atau liveaboard.
3. Kekayaan Adat
Dewa Wae Rebo, selain punya keindahan alam yang memikat wisatawan, juga memiliki kekayaan adat. Ada 7 rumah adat yang jadi ikon di desa ini. Namanya Mbaru Niang, bentuknya kerucut. Ketujuh rumah adat tersebut dianggap sakral oleh warga.
Jumlahnya tidak boleh ditambah, harus berjumlah 7. Sebab, 7 rumah itu memiliki makna sebagai penghormatan terhadap 7 arah gunung di desa Wae Rebo. Rumah adat Mbaru Niang terdiri dari 5 lantai. Atapnya terbuat dari bahan daun lontak dan ijuk.
Masing-masing lantai pada rumah adat Mbaru Niang punya fungsi masing-masing. Yakni sebagai ruang berkumpul, beribadah, tempat menyimpan bahan makanan, dan lain sebagainya.
Desain dari rumah adat ini bagian bawah tidak boleh menyentuh tanah. Rumah ini punya desain arsitektur yang masih punya unsur Minangkabau. Itu terlihat dari adanya tanduk rangkap dua yang dijadikan satu.
Selain ada rumah adat yang berbentuk unik, di desa ini juga ada upacara adat bermakna Ritus Upacara Penti. Upacara ini dilakukan dengan tujuan untuk bersyukur kepada Tuhan dan roh leluhur terhadap semua hal yang telah diterima selama setahun yang telah dilalui.
Rangku Alu adalah jenis tari adat dari Wae Rebo. Penarinya terdiri dari empat orang yang memegang tongkat bambu, pakai tongkat berbentuk palang dan menggerak-gerakannya. Lalu penari lain melompati bagian celah agar tidak terjepit bambu.
Lalu, ada pula Tarian Caci. Tarian ini menggambarkan bagaimana kehidupan dan kehidupan penduduk desa tersebut.
Kemudian ada kerajinan tangan khas Wae Rebo, yakni kain tenun. Motif kain tenun ini bermotif manggarai mirip bunga. Warnanya lebih cerah. Lalu, ada kuliner khas desa ini, yakni madu hutan dan kopi.
Asal Usul Penduduk Wae Rebo
Disebutkan bahwa warga masyarakat Desa Wae Rebo merupakan keturunan dari Suku Minangkabau. Dahulu kala, orang asli Minangkabau yakni Emo Maro berlayar hingga Labuan Bajo. Empo Maru memutuskan untuk menetap hidup di Wae Rebo setelah hidup berpindah-pindah.
Kehidupan Masyarakatnya
Setidaknya ada 44 keluarga yang menempati Desa Wae Rebo. Mereka bekerja sebagai petani dengan menanam cengkih, kopi dan umbi-umbian. Para wanita di desa ini melakukan aktivitas di rumah selain masak, mereka membantu suami di kebun. Ada juga yang menenun kain.
Baca Juga:
Bagaimana sobat Gotravela apakah tertarik berkunjung ke Desa Wae Rebo. Pastikan kondisi fisik dalam kondisi prima karena sobat perlu menaiki medan yang menanjaka. Ya, desa ini berada di puncak pegunungan dengan medan lumayan terjal.