Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Artikel legenda dan sejarah nusa penida kali ini kami Suguhkan untuk sobat travela yang Penasaran akan kisah sejarah dan cerita rakyat (legenda) Nusa penida Bali.

Namun sudah tahukah Anda wisata 3 Nusa di Bali yang terdiri atas Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan?

Ya, ketiga nusa itu Dipisahkan oleh Selat Badung dengan pulau besar Bali, atau biasa disebut mother of island.

Selain Keindahan alamnya, Nusa Penida juga menarik dengan Sejarahnya. Demikian pula dengan riwayat 2 nusa lainnya.

Nusa penida segara ceremoy

Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Untuk sejarah Nusa Penida sendiri, Pastinya sangat menarik bagi para Wisatawan yang Berkunjung.

Sebab, disini pun masih Terdapat adanya ritual khusus di pura yang ada di pulau Nusa Penida. Nusa Penida sendiri Merupakan daerah yang sudah masuk Kabupaten Klungkung Bali.

Diantara ketiga pulau yang sudah disebut di atas, maka Nusa Penida adalah kawasan yang Memiliki area paling luas.

Cukup banyak tempat Rekreasi serta obyek wisata disini Sehingga para Pengunjung dapat Menikmati Bermacam wisata bahari yang pastinya indah.

Atuh-Beach-Nusa-Penida

Sebelum kita bahas lebih banyak mengenai sejarah Nusa Penida, maka ada baiknya bila kita bahas terlebih dahulu tentang letak Geografisnya.

Nah untuk anda yang ingin berkunjung ke nusa penida maka anda pun bisa melalui empat Pelabuhan utama seperti; Pantai Sanur-Denpasar, Benoa, Pelabuhan Padangbai dan Kusamba-Klungkung.

Atau juga bisa baca di artikel kami lainnya nanti:

Mengenai Transportasi laut diatas, tentu anda tak perlu lagi Khawatir sebab keempat Pelabuhan tersebut sudah menyediakan fast boat dengan Fasilitas terbaik hingga anda selamat sampai tujuan pulau nusa.

Fast boat bisa disewa dengan tiket sebagai sarana Transportasi umum hingga private.

Setelah membahas kondisi Geografis dan jalan menuju ke lokasi diatas, maka kini waktunya kita fokus membahas legenda dan sejarah Nusa Penida

Kita mulai dari legenda kisah rakyat nusa penida

Cerita Rakyat Nusa Penida

Alkhisah pada tahun Saka 50, Ida Bhatara Siwa bersama sakti Dewi Uma istri beliau tedun (turun) ke bumi beserta para Pengikut Beliau seperti Tri Purusa, Catur Lokha Pala dan Asta Gangga.

Dewa Siwa bersama sakti Dewi Uma Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Turun Disebuah Gunung yang Sekarang Gunung tersebut bernama Gunung Mundhi. Di Gunung Mundhi inilah Ida Bhatara Siwa dan Sakti Ida Dewi Uma Menjelma dari Meraga (be-Raga) Dewata menjadi manusia.

Bhatara Siwa & Dewi Parwati

Selain turun di puncak Gunung Mundhi, Ida Bhatara Siwa juga turun di sebuah tempat pada tahun Saka 55, yang sekarang bernama Tunjuk Pusuh.

Namun Dewi Kwan Im lebih dahulu turun pada tahun Saka 45 Beristana di sebuah goa. Lalu Dewi Parwati Menyusul turun ke bumi pada tahun Saka 60.

Sekarang tempat tersebut bernama Goa Giri Putri yang menjadi Pusering Jagat sedangkan Dewi Parwati yang Bergelar Bhatari Hyang Giri Putri sebagai penjaga tirta yang ada di dalam Goa Giri Putri.

Keunikan-Pura-Goa-Giri-Putri-Nusa-Penida

Selain beristana di Pura Goa Giri Putri dan Pura Tunjuk Pusuh mereka juga yang beristana di pura Batu Medau.

Baca juga: Upacara Adat Yang Jangan Terlewati Saat Berada Di Bali!

Dukuh Jempungan

Ida Bhatara Siwa menjelma menjadi seorang Laki-laki, menjadi seorang Pandita (pendeta) yang Bergelar Dukuh Jumpungan. Dari Penjelmaan inilah daratan gunung mundi menjadi cikal bakal nama Nusa Penida.

Ida-Bhatara-Siwa
Ida-Bhatara-Siwa

Nama sebenarnya Nusa Penida adalah Manusa Pandita, manusa adalah Seorang/manusia yang bernama Jumpungan, dan Dukuh adalah Seorang Pandita/pendeta.

** Kata dukuh dalam Kamus Jawa Kuno oleh Zoetmulder (1994:233) berarti Pertapaan di hutan, Bertempat tinggal di hutan dan dalam Kamus Bahasa Bali (Simpen, 1985:59) kata dukuh artinya wang Mdwijati, adan soroh dukuh.

Manusa Pandita

Dari kata “Manusa Pandita” inilah lama-kelamaan berubah menjadi Nusa Penida.

Pura Puncak Mundi Nusa penida

Sedangkan sakti dari Ida Bhatara Siwa yaitu Dewi Uma menjelma menjadi seorang perempuan yang bernama Ni Puri yang merupakan istri Dukuh Jumpungan.

Turunnya Ida Bhatara Siwa dan Istrinya ke bumi dari Siwa Lokha selain itu juga membawa Pengikut sebanyak 150 meraga manusia. 

Turunnya Ida Bhatara Siwa dan Saktinya ke bumi, beserta pengikutnya Tersebut-lah awal baru adanya manusia pertama di Nusa Penida.

Membangun desa dan Pesraman

Dukuh Jumpungan beserta pengikutnya mulai membangun tempat tinggal yang disebut Padukuhan didaerah sekitar Gunung Mundhi yang rata sekarang lokasi tersebut bernama Desa Rata.

Puncak Gunung Mundhi

Sedangkan puncak Gunung Mundhi Dibangun sebuah pesraman yang Dikelilingi tetamanan yang berasal dari sumber air yang Jumlahnya 8 disebut Asta Gangga yang berasal dari Siwa Lokha, yang ikut turun bersama Ida Bhatara Siwa.

Membangun sebuah perahu

Karena pulau Nusa Penida ini dikelilingi dengan lautan yang sangat luas maka Ida Dukuh Jumpungan berpikir untuk membuat sebuah perahu.

Pada tahun Saka 60, Ida Dukuh Jumpungan Ber-semedhi di Pesraman puncak Gunung Mundhi. Dari kekuatan Adnyana-nya lah muncul sebuah perahu yang sangat indah dan besar sekali.

Setelah perahu sudah selesai maka perahu tersebut diturunkan dari daerah puncak Mundhi menuju ke arah Utara dan sampai ke laut, tepat di pesisir daerah Bodong yang sekarang disebut Tukat Bodong, dan perahu Tersebut Digunakan Berlayar menikmati Indahnya lautan bersama istri beliau.

Melahirkan seorang anak laki

Dan kemudian pada tahun Saka 90, Ni Puri Melahirkan seorang anak Laki-laki yang diberi nama I Merja. I Merja tidak begitu senang berlayar.

Dia lebih senang bersemedhi melakukan tapa brata yoga semedhi di Batu Beya memohon Keselamatan dunia dan seisi alam semesta.

Pada jaman ini bumi Nusa Penida menjadi makmur, aman sentosa, gemah ripah loh jinawi, berkat kepemimpinan Dukuh Jumpungan.

Setelah Dukuh Jumpungan berumur 95. Ia melakukan yoga semedhi di puncak gunung dan sekarang berdiri pura Puncak Gunung Mundhi sebagai stana Ida Dukuh Jumpungan.

Dan istri Ida Dukuh Jumpungan yaitu Ni Puri, juga Melakukan yoga semedhi di sebuah tempat pada saat berumur 230 dan moksa pada tahun Saka 280.

Sekarang ditempat semedhi nya berdiri pura Batu Melawang sebagai istana Ida Ni Puri.

Goa Betel Ni Puri

Dikisahkan pula bahwa Ni Puri juga pernah melakukan yoga semedhi dan dengan Kekuatan adnyana Ida sehingga mampu membuat Goa Betel dari arah Barat pulau Nusa Cenik hingga tembus ke arah Timur pulau Nusa Cenik.

** Nusa cenik nama lain nusa Ceningan

Dengan melobangi mulai dari arah Barat maka di Barat pulau Nusa Cenik disebut Batu Melawang. Sedangkan di Timur pulau Nusa Cenik karena tembusan Goa Betel itu kelihatan (ninggias) dari pulau Nusa Gede maka dari arah timur pulau Nusa Cenik tepatnya di sekitar goa disebut Batu Banglas.

Goa Betel merupakan istana payogan Ida Batara Ciwa dan Dewi Uma. Selain tempat itu sebagai Istana/payogan juga sebagai tempat penyimpanan barang-barang pusaka milik I Renggan.

Merja dan Nu Luna

Diceritakan setelah I Merja dewasa menikah dengan Ni Luna. Yang mana Ni Luna berasal dari Indra Loka, yang turun ke bumi bersama Saudarinya Dewi Rohini pada tahun Saka 97.

Tempat Turunnya Ni Luna dengan Saudarinya itu Sekarang disebut daerah Sukun.

Selain bersama saudarinya mereka juga membawa pengikut Sebanyak 125 orang, Pengikutnya ini semua meraga Denawa (Ksatria indra loka), sedangkan Ni Luna dengan Saudaranya dari Dewata Menjelma menjadi manusia.

Dewi Rohini di ambil oleh Empu Agni Jaya Dijadikan istri yang tinggal di Jungut Batu. Di Kisahkan pula bahwa Empu Agni Jaya mempunyai 2 orang putra angkat yang bernama Hyang Naon dan I Rundan yang sekarang mejadi istana Pura Sakenan Jungut Batu.

Melahirkan I Renggan

I Merja pada waktu berumur 160 melakukan yoga semedhi di Batu Beya dan moksa pada tahun Saka 250.

Sedangkan istri I Merja yaitu Ni Luna Melakukan yoga semedhi di daerah Batu Banglas pada saat berumur 153 dan moksa pada tahun Saka 250. Sekarang berdiri sebuah pura sebagai istana Ida Ni Luna yaitu Pura Batu Banglas.

Dari perkawinan mereka (I Merja & Ni Luna) lahirlah I Renggan pada tahun Saka 150. I Renggan menikah dengan I Merahim yang lahir tahun Saka 160.

I Renggan

Alkisah legenda dan sejarah nusa penida pun berlanjut dari seseorang pemuda yang bernama I Renggan. Dimana dia gemar melakukan Pertapaan atau Tapa Brata Yoga Samadhi.

Ia bertapa di Pasraman Puncak Gunung Mundhi Nusa Penida.

Karena tekunnya I Renggan melakukan Tapa Brata maka Ida Dukuh Jumpungan yang telah moksa dan berada di Siwa Lokha pun berkenan turun ke bumi menemuinya.

Ida Dukuh Jumpungan memberi semua kesaktian dan anugrah yang Diwariskan kepada cucunya yaitu I Renggan.

Karena mendapatkan anugrah dari Ida Dukuh Jumpungan Sehingga I Renggan pun mampu membuat senjata berupa keris, tombak dan senjata lainnya.

Selain I Renggan suka bertapa, ia juga suka Berlayar mengarungi lautan luas. Maka I Renggan pun diberi Perahu sakti hasil kekuatan adnyana semedhi Ida Dukuh Jumpungan di tahun Saka 60 lalu.

 I Renggan Legenda Dan Sejarah Nusa Penida
Menabrak Nusa Penida

I Renggan menjadi sakti yang tak Tertandingi membuatnya menjadi sombong. Karena merasa dirinya sakti maka I Renggan ingin memamerkan Kesaktian dirinya dan Kesaktian perahu Kakeknya kepada dunia.

Semua yang Ditabrak oleh perahu Ida Dukuh Jumpungan akan menjadi sirna dan lenyap tanpa bekas.

Maka untuk menguji Kesaktiannya dia berencana dengan Perahunya akan menabrak pulau Nusa Penida. Namun sebelum I Renggan menabrak Pulau Nusa Penida, beliau Melakukan yoga samadi memohon restu pada Kakeknya yaitu Dukuh Jumpungan.

Dukuh Jumpungan kembali turun ke bumi memberikan restu pada I Renggan. (Tempat turunnya Dukuh Jumpungan sekarang berdiri sebuah Pura yang bernama Pura Penida).

Nusa Gede & Nusa Cenik

Setelah mendapat restu maka Mulailah I Renggan dan anak buahnya Melakukan aksinya menabrak Pulau Nusa Penida. Dan pada tahun Saka 200, I Renggan Berhasil menabrak pulau Nusa Penida Sehingga terbelah menjadi dua bagian, dan membentuk sebuah loloan, yang disebut loloan Penida.

Dua bagian Tersebut yang sebelah Selatan lebih besar disebut Nusa Gede, yang lebih kecil disebut Nusa Cenik.

Dengan Keberhasilan tersebut maka I Renggan dan anak buahnya yang berjumlah 1500 itu menjadi sangat bangga sekali. Mereka merayakan Keberhasilannya itu dengan cara Berpesta pora di dalam perahu.

I Renggan terus berkeliling Berlayar menuju ke Selatan sampai ke Lautan India, berlayar menuju ke Barat sampai ke Nusa Dua dan sempat singgah disana. Berlayar ke Timur sampai ingin Menabrak pulau Lombok, tepat di bako-bako, namun hal itu tidak jadi.

Rencana Menabrak Pulau Bali & Gunung Agung

Melanjutkan pelayarannya menuju ke Utara hingga di Padang Bai. Disinilah I Renggan mempunyai rencana bersama anak buahnya ingin Menabrak pulau Bali, mulai dari Padang Bai menuju ke Utara Membelah Gunung Agung.

Selain berencana menabrak pulau Bali. Dia juga mempunyai rencana membuat geger rakyat Bali mulai dari Padang Bai dengan membuat teror dan ketakutan disana-sini.

Membakar Serangga dan kutu terbang

I Renggan mulai Bersemedhi dan mengeluarkan Kesaktiannya untuk mengerahkan Serangga dan kutu terbang menyerang seluruh tanaman yang ada di Bali.

Rakyat pun menjadi panik dan ketakutan. Melihat hal tersebut raja yang ada di Bali yaitu tepat di Gunung Agung yang bergelar Ida Hyang Toh Langkir penjelmaan dari Bhatara Wisnu yang turun ke bumi pada tahun Saka 40 di Gunung Agung membalas Serangga tersebut dengan kesaktian adnyana Ida.

Ida Hyang Toh Langkir menciptakan api yang berhasil Membakar Serangga dan kutu terbang yang dikerahkan oleh I Renggan.

Semua hangus hancur terbakar menjadi abu, karena banyaknya serangga yang Terbakar sehingga abunya membentuk, sebuah bukit yang disebut Bukit Pawon.

Melihat hal itu I Renggan tidak mau menyerah dan mulai Bersemedhi lagi membuat rencana yang lebih besar.

Rencana besar tersebut adalah membuat gempa bumi dan dengan Kesaktian Perahu-nya berencana menaberak Gunung Agung dimulai dari Padang Bai.

Mengetahui rencana tersebut Ida Hyang Toh Langkir menjadi marah sekali. Lalu Mengutuk I Renggan bersama Perahunya tersebut agar hanyut dan tenggelam.

Tenggelam Perahu Sakti I Renggan

Maka mulailah Ida Hyang Toh Langkir Bersemedhi dengan kekuatan adnyana menciptakan angin ribut. Sehingga perahu I Renggan tidak terkendali Terombang-ambing di tengah laut, dan akhirnya hanyut kampih di bias Nusa Cenik.

Ujung depan perahu tersebut membentuk Anjungan Nusa Cenik, sementara bagian belakangnya menghadap ke bawah. Sedangkan layar dari perahu tersebut terseret terbawa angin ke arah Barat, Ngelembong dan rebah Ditengah-tengah pulau Nusa Cenik.

Dari rebahan layar tersebut membentuk laut, yang memisahkan atau membelah pulau Nusa Cenik menjadi dua bagian, di sebelah Selatan Nusa Ceningan dan di sebelah Utara Nusa Lembongan diceritakan pula sekoci (koleg) dari perahu I Renggan dihempaskan Gelombang dan terdampar di Teluk Gumblong dan sekarang menjadi Air mata setan (tears devil) Lembongan.

I Renggan Moksa di Nusa Ceningan

Maka setelah perahu kampih di Nusa Cenik maka I Renggan menetap dan bertapa di pulau Nusa Cenik yaitu di Bakung. Setelah I Renggan berumur 150 beliau melakukan tapa brata yoga semedhi dan moksa pada tahun Saka 300.

Sekarang berdiri sebuah pura yang diberi nama Pura Bakung sebagai istana Ida I Renggan yang bergelar Gede Pangerurah.

Sedangkan istri dari I Renggan yaitu Ni Merahim, melakukan tapa brata yoga semedhi di daerah Bodong Nusa Gede sejak umur 90 dan moksa pada tahun Saka 250, dan sekarang disana berdiri sebuah pura yang diberi nama Pura Dalem Bungkut sebagai stana Ida Ni Merahim.

Sementara semua barang-barang pusaka yang ada di perahu itu disimpan di Goa Betel pulau Nusa Cenik. Untuk menjaga kesucian dan kekeramatan pulau Nusa Cenik atau Nusa Ceningan sesuai Bisama Dukuh Jumpungan maka pulau Nusa Cenik dijaga oleh Prati Sentana Ida Dukuh Jumpungan.

Di sebelah Barat Ni Puri, di sebelah Timur Ni Luna, di sebelah Utara I Renggan, .di sebelah Selatan I Undur, sekaligus sebagai penjaga tirta Asta Gangga, yang ada di Bongkol Bebuwu, yang mempunyai wasiat Tri Sakti, sedangkan di seberang lautan sebelah Selatan dijaga oleh Ni Luh Nanda dan di seberang lautan di sebelah Utara dijaga oleh Ni Darmain, Ni Diah Ranggaeni, agar tidak Tercemar kesucian dan kekeramatan pulau Nusa Cenik.

Pusaka I Renggan selain disimpan di pulau Nusa Cenik juga Disimpan di Gili Gede, Gili Maya Nusa Lembongan dijaga oleh pepatih Gede Mecaling dan Sang Ayu Mas Rajeg Bumi.

Ida Dalem Sawang

Setelah kampih perahu di Nusa Cenik, maka anak buahnya I Renggan yang berjumlah 1500 semuanya berenang menggunakan serpihan perahu yang kampih tersebut, kembali menuju ke pulau Nusa Gede, tidak menetap di pulau Nusa Cenik bersama I Renggan. Setelah beberapa lama berenang dan akhirnya kampih di Bias Muntig sambil membawa serpihan perahu.

Melihat yang demikian, Ida Dalem Sawang putra dari Dewi Rohini yang lahir pada tahun Saka 160 sebagai raja di Nusa Gede menjadi sangat marah sekali dan mengutuk atau memastu semua anak buah I Renggan yang berjumlah 1500 itu karena tidak mengikuti I Renggan menetap di pulau Nusa Cenik.

Wong Samar

Maka mulailah Dalem Sawang Bersemedhi Pengawastanya ke Durga Dewi, maka seketika itu anak buah I Renggan tersebut menjadi wong samar yang Berwujud Bhuta Kala dan berwujud menyeramkan.

Sedangkan serpihan kayu dari perahu tersebut ikut dipastu menjadi kayu yang keramat yang bernama kayu perahu maka seketika itu Serpihan kayu itu tumbuh menjadi besar di daerah Bodong.

Dari pastu Dalem Sawang tersebut isinya sebagai berikut :

“Barang siapa yang ingin nyungsung Durga Dewi pengawastanya ke Dalem Nusa sepatutnya menggunakan kayu perahu \ sebagai prelingga sarwa mecaling karena kayu perahu berasal dari pengedrana Ida Bhatara Siwa (Dukuh Jumpungan). Maka sidi, sakli, perkasalah dia”.

Setelah anak buahnya I Renggan dipastu menjadi wong samar lalu ditugaskan menjadi pengabih atau bala tentara samar dari Dalem Sawang.

** Kali ini kita tidak membahas kisah tentang Dalem sawang dalam Legenda Dan Sejarah Nusa Penida ya sobat travela.. namun kita loncat ke keturunan selanjutnya I Renggan & Ni Merahim.

Gede Mecaling

Alkhisah Legenda Dan Sejarah Nusa Penida pun berlanjut.

Dari perkawinan I Renggan dengan Ni Merahim lahirlah dua anak. Satu laki-laki dan yang satunya perempuan.

Yang laki-laki bernama I Gede Mecaling lahir pada tahun Saka 180, yang perempuan diberi nama Ni Tole lahir pada tahun Saka 185, diambil sebagai istri oleh Dalem Sawang yang menjadi raja di Nusa.

I Gede Mecaling mempunyai seorang istri yang bergelar Sang Ayu Mas Rajeg Bumi. I Gede Mecaling pun senang melakukan tapa brata yoga semedhi dari kecil.

Pada tahun Saka 250 I Gede Mecaling melakukan yoga semedhi di PED, pengastawanya ditujukan kepada Bhatara Siwa.

Karena ketekunannya I Gede Mecaling melakukan yoga semedhi memohon Wara Nugraha kepada Bhatara Siwa.

Anugrah Kanda Sanga

Tapa semedhi I gede Mecaling membuat Ida Bhatara Siwa berkenan turun ke bumi dari Siwa Lokha. Dan memberikan panugrahan kepada I Gede Mecaling berupa panugrahan Kanda Sanga.

Setelah mendapat panugrahan Kanda Sanga maka seketika itu I Gede Mecaling menjadi berubah. Badannya menjadi besar, mukanya menjadi menyeramkan, taringnya menjadi panjang, suaranya menggetarkan seisi jagat raya.

Ratu-Gede-Mas-Mecaling Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Dengan perubahan yang sedemikian Hebatnya. Maka seketika itu jagat raya menjadi guncang, Kegaduhan, ketakutan, kengerian yang diakibatkan dari rupa dan suara I Gede Mecaling yang Meraung-raung siang dan malam membuat gempar di Marcapada.

Melihat dan mendengar yang demikian, para dewa pun ikut menjadi kebingungan dibuatnya. Karena tidak satu orang manusia pun di bumi bisa mengalahkan kesaktian yang baru diterima oleh ‘ I Gede Mecaling dari Ida Bhatara Siwa.

Bahkan para dewa pun tidak ada yang bisa menandingi, apa lagi mengalahkan Kesaktian I Gede Mecaling yang bersumber pada kedua taringnya itu.

I-gede-Mecaling Legenda Dan Sejarah Nusa Penida
Memotong kedua taring I Gede Mecaling

Di saat semua menjadi kebingungan baik di Marcapada maupun di Swargaloka. Ida Bhatara G’uru mempunyai rencana mengundang para dewa untuk mengadakan Paruman (Musyawarah).

Di dalam paruman itu disepakati Ida Bhatara Indra ditunjuk turun ke bumi untuk mengatasi I Gede Mecaling yang telah membuat geger alam raya.

Ida Bhatara Indra menyusun siasat untuk menaklukkan I Gede Mecaling. Bertahun-tahun Ida Bhatara Indra melaksanakan Siasatnya dengan segala tipu daya dan akhirnya pada tahun Saka 290 baru Bhatara Indra berhasil memotong kedua taring I Gede Mecaling.

Setelah taring dari I Gede Mecaling berhasil dipotong maka membuatnya tidak Meraung-raung lagi dan jagat raya menjadi aman kembali.

Setelah berhasil memotong taring dari I Gede Mecaling, Ida Bhatara Indra tinggal di Batu Banglas, dan pada tahun Saka 400 Ida Bhatara Indra pindah ke pulau Nusa Lembongan tepat di Ancak Sari.

Panca Taksu

Diceritakan setelah taring I Gede Mecaling berhasil dipotong oleh Ida Bhatara Indra, maka I Gede Mecaling kembali melakukan tapa brata yoga semedhi di PED.

Kali ini pengawastanya ditujukan kepada Ida Bhatara Ludra. Karena ketekunan I Gede Mecaling melakukan semedhi, maka Ida Bhatara Ludra berkenan turun ke Marcapada untuk memberikan Panugrahan kepada I Gede Mecaling.

Panugrahan itu diberi nama Panugrahan Panca Taksu :

  1. Taksu Kesaktian
  2. Taksu Balian
  3. Taksu Penggeger
  4. Taksu Penolak Grubuk
  5. Taksu Mengadakan Kemeranan

Diceritakan setelah Dalem Sawang moksa, seluruh wong samar yang berjumlah 1500 tersebut menjadi bala samarnya I Gede Mecaling.

Sebab I Gede Mecaling meneruskan menjadi raja di Nusa penida pada saat itu dengan bergelar Papak Poleng.

Sedangkan istri dari I Gede Mecaling yang bergelar Sang Ayu Mas Rajeg Bumi dan bergelar Papak Selem

Mereka berdua yang menjadi penguasa dan menjaga pulau Nusa Penida dengan seluruh pasukannya dari Bebutan dan wong samar itu sehingga pulau Nusa Penida menjadi keramat sampai sekarang.

I Gede Mecaling Moksa

I Gede Mecaling melakukan yoga semedhi di PED, pada umur 320, dan moksa pada tahun Saka 400, dan sekarang berdiri sebuah pura yang bernama Pura Dalem PED.

Sedangkan Sang Ayu Mas Rajeg Bumi meyoga semedhi di Byas Muntig pada umur 245, dan moksa pada tahun Saka 425.

Dan dari Perkawinan antara I Gede Mecaling dengan Sang Ayu Mas Rajeg Bumi, lahirlah empat orang anak. 

  1. Bernama I Gotra adalah seorang Laki-laki, lahir tahun Saka 200.
  2. Seorang anak Perempuan yang diberi nairia Ni Darmain, lahir tahun Saka 203.
  3. Seorang anak Laki-laki yang diberi nama I Undur yang lahir tahun Saka 205.
  4. Seorang anak Perempuan yang diberi nama Ni Diah Ranggaeni yang lahir pada tahun Saka 210 dan pada umur 50 tahun Melakukan semedhi dan moksa pada tahun Saka 260 di pulau Nusa Lembongan yang Sekarang diberi nama Pura Sakenan sebagai istana Ni Diah Ranggaeni.

Referensi daftar bacaan

  • Prasasti Babad Nusa Penida
  • Anonim Pidarta Dukuh Jumpungan
  • Anonim, Kandaning Palalu Renggan
  • Anonim, Panugrahan Ratu Mecaling

Demikian legenda cerita rakyat babad Nusa penida | Legenda Dan Sejarah Nusa Penida. Mohon maaf sebesarnya jika ada yang salah atau kurang dalam penyampaian artikel ini.

Sejarah Nusa Penida

Setelah membahas legenda Nusa penida diatas maka kini dilanjuti Waktunya kita fokus membahas sejarah Nusa Penida beserta fakta uniknya. Nusa Penida yang merupakan Tempat Tahanan Dinasti Gelgel.

Dinasti Gelgel sendiri merupakan salah satu kerajaan yang terdapat di Pulau Bali. Kerajaan ini konon juga pernah menguasai Lombok.

Dinasti Gelgel

Di pulau Nusa Penida ini, terdapat tempat tahanan Dinasti Gelgel yang diperkirakan Dipenjarakan di awal abad ke-18—saat zaman penguasaan di tangan kerajaan Majapahit.

Klungkung Palace Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Usut punya usut, ternyata sebelum adanya kedatangan Majapahit, Dinasti Gelgel-lah yang berhasil menguasai wilayah Nusa Penida.

Dinasti ini menaklukan Nusa Penida dengan membunuh rajanya yang terakhir, Dalem Nusa.

Meski ia adalah raja pungkasan, tetapi namanya tak akan luput dalam sejarah Nusa Penida.

Kesepakatan Dalem Watu Renggong

Dari sejarah pemakaian Benang Tridatu, maka bisa diketahui bahwa pada abad ke 14 sampai 15, Raja Bali yang memang berkuasa saat itu adalah Dalem Watu Renggong dan berhasil menguasai Dalem Nusa atau Dalem Bungkut.

Dengan hal tersebut, maka terjadilah Kesepakatan tertentu antara pihak Dalem Nusa dengan Dalem Bali yang menyatakan bahwa nantinya Dalem Bali yang akan mendapatkan kekuasaan dari Dalem Nusa.

Selain itu, terdapat pula perjanjian bahwa Ratu Gede Macaling akan selalu melindungi semua masyarakat Bali atau umat Hindu.

Upacara Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Namun ketika tahun 1621, diketahui bahwa Dalem Sagening (Bali) telah memberikan suatu perintah pada I Gusti Ngurah Jelantik untuk mengarahkan pasukan Gelgel yang nantinya akan menaklukkan penguasa Nuda Penida yang sedang memberontak.

Kyai Jelantik

Pada akhir sejarahnya, Nusa Penida pun kembali normal dan tenteram. Hal ini disebabkan karena Kiyai Jelantik berhasil memadamkan pemberontakan besar di Nusa Penida.

Karena itulah, Dalem Di Made akhirnya memberi penghargaan pada Kyai Jelantik.

Demikian sekilas dari rangkuman singkat mengenai legenda dan sejarah Nusa Penida. Semoga wawasan ini akan memperkaya Khasanah sejarah Anda tentang Bali, tentu melengkapi pengalaman Anda Melancong di Nusa Penida.

Tag: Sejarah Nusa Penida¸ Nusa Penida, Legenda Nusa penida, Nusa Ceningan, Nusa Lembongan, Selat Badung,  Bali.

If you liked this article, then please subscribe to our YouTube Channel to support us in presenting tourist videos. You can also find us on Instagram or direct to WhatsApp me to consult your travel plans.

Gotravela | Legenda Dan Sejarah Nusa Penida

Bagikan: