Desa Tradisional Bena Bajawa
Pesona Lorong Waktu Megalithic Desa Tradisional Bena
Tentunya anda tahu jika sebelum zaman modern seperti ini, manusia mengalami zaman megalitikum atau zaman batu. Percaya atau tidak, hingga kini banyak bukti-bukti yang ditemukan mengarah pada zaman itu.
Salah satu tempat di Flores Indonesia timur yang akan membawa anda dalam perjalanan waktu zaman megalitikum adalah sebuah desa tradisional Bena, Bajawa. Untuk lebih lengkapnya anda bisa menyimak ulasan berikut dan jadikan desa ini sebagai destinasi wisata anda.
Lorong Waktu di Kampung Bena
Wilayah timur Indonesia memang tak pernah mengecewakan jika soal hal unik dan mengesankan. Dikelilingi dengan lautan luas dan perbukitan hijau seperti tak pernah puas untuk dijelajahi. Sampai desa desa adatnya juga tak luput berikan momen berharga bagi para pengunjungnya.
Bagi anda yang kebetulan sedang singgah di Pulau Flores ada baiknya anda menyelusuri lorong waktu desa Bena yang akan membuat anda merasakan zaman megalitikum.
Desa yang berada di kaki Gunung Inerie ini hingga kini masih memegang teguh adat dan kebiasaan era megalitikum. Anda bisa merasakan langsung salah satu zaman yang dilalui manusia yang selama ini mungkin anda lihat melalui internet atau buku.
Para pengunjung bisa mengunjungi dengan membayar retribusi resmi terlebih dahulu. Nantinya anda akan mendapat ikat kepala yang harus dipakai dan menjadi syarat masuk.
Baca juga nanti ya sobat:
Sejarah 9 Suku Bena
Desa Tradisional Bena, Bajawa di huni oleh sembilan suku yakni suku Bena, Deru Lalulewa, Dizi Azi, Ago, Khopa, Ngada, Wahto, Dizi dan Deru Solamae. Saat anda memasuki kampung ini, seperti anda memasuki gerbang waktu yang nantinya akan membawa anda pada zaman ribuan tahun lalu.
Bagaimana tidak, bangunan rumah tradional dengan beratap rumbai dan kampung berundak akan menjadi pemandangan yang pertama anda lihat.
Masing masing suku akan tinggal di undakan yang berbeda, rumahnya dibangun berhadapan dengan susunan yang rapi. Desa ini merupakan desa tertua di Flores karena diperkirakan sudah ada sejak 1.200 tahun yang lalu.
Pemberian nama Bena diberikan oleh penduduk asli yang pertama kali menempati daerah ini. Hingga kini suku Bena dianggap sebagai pendiri atau suku paling tua, dan anda bisa menemuinya di undakan tengah kampung ini.
Pesona kampung ini juga terlihat mencolok dari arsitektur pada bangunan yang ada. Masyarakat mengunakan tumpukan batu gunung yang dipadukan dengan kayu dan atap alang alang. Kealamian inilah yang akan membawa anda menuju zaman megalitikum.
Menjelajah ke bagian lain, anda akan menemukan Ngadu dan Bhaga pada halaman tengah desa ini. Kedua bangunan ini tentunya memiliki makna tersendiri bagi desa tradisional Bena, Bajawa.
Aktivitas Menarik Yang Bisa Di Lakukan
Tidak hanya sekedar berjalan jalan dan menikmati keindahan desa Bena anda juga bisa melakukan banyak aktivitas lainnya. Penduduk desa hingga kini memiliki kebiasaan menenun secara tradisional.
Tenun’an bena ini bisa anda jadikan sebagai cindera mata ketika anda mengunjungi kampung adat satu ini.
Apalagi kain tenun yang dihasilkan sangat alami dengan bahan bahan dari alam. Bahkan pewarnaannya dengan mengunakan akar tumbuhan.
Karena desa Bena berada di lereng gunung yang memiliki suhu rendah membuat desa ini menghasilkan kopi yang berkualitas. Kopi yang dihasilkan adalah jenis Arabica yang memiliki tekstur sedikit kasar.
Bagi pecinta kopi wajib untuk mencoba kopi satu ini apalagi jika, meminumnya sambil menikmati keindahan Gunung Inerie. Pastikan anda membawa kamera yang mumpuni untuk abadikan momen yang tak terlupakan tersebut.
Tidak hanya menenun dan juga menikmati kopi anda juga berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Apalagi masyarakat Desa Tradisional Bena, Bajawa masih mempertahankan tradisi dengan hidup tidak bersentuhan dengan teknologi.
Warisan Dunia UNESCO
Hingga desa ini menjadi nominasi sebagai warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO sejak tahun 1995 lalu. Kealamian desa ini tentunya masih terjaga yang tentunya pengalaman berinteraksi ini menjadi pengalaman berkesan.
Tidak jarang beberapa wisatawan asing bermalam agar bisa lebih mengenal dekat kehidupan masyarakat kampung ini. Kampung Bena juga bisa menjadi bukti sejarah karena masyarakat adat di Flores hingga saat ini masih hidup dan masih akan terus terjaga.
Akses Menuju Desa Bena
Untuk menuju lokasi ini anda bisa mengunakan jalur udara bisa langsung menuju beberapa bandara seperti Bandara Komodo dan Bandara Bajawa Soa atau nama lainnya Bandar Udara Turelelo-Soa.
Akses menuju desa Bena, bisa dilakukan tidak hanya lewat jalur udara saja. Anda bisa mengunakan jalur darat dengan sewa mobil di flores dan juga jalur laut dengan pilihan rute yang beragam. Akses jalan cukup terjal sehingga anda membutuhkan kendaraan yang kuat untuk sampai di desa.
Bisa mengunakan kendaraan pribadi dan juga ojek yang tersedia untuk mengantar wisawatan menuju desa tradisional Bena, Bajawa ini.
Setelah anda selesai mengunjungi desa ini, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju pulau Komodo atau Labuan Bajo. Untuk memudahkan anda, alangkah baiknya anda menyewa mobil bajo atau juga rental kapal bajo tuk sailing tour.
Baca juga:
Kami Go Travela Indonesia bisa menjadi solusi untuk sarana transportasi andalan anda dan juga menyediakan beragam paket liburan menarik. Pastikan anda menjelajah pulau pulau cantik yang dekat dengan kampung Bena ini.
Cheers – Alfonso +62853333 99175 | Desa Tradisional Bena Bejawa.
If you liked this article, then please subscribe to our YouTube Channel to support us in presenting tourist videos. You can also find us on Instagram or direct to WhatsApp me to consult your travel plans.